Kemenag Logo

Kisah sahabat Nabi bernama Kaab Bin Malik radhiyallahu anhu dapat kita dijadikan iktibar bagaimana beliau berlaku jujur hingga tobatnya diterima Allah. Sebagai Penyuluh Agama Islam  Islam kita wajib membangun sikap jujur dari diri kita dan kemudian kita sebarkan aura positif ini masyarakat umum. Ka'ab bin Malik, sahabat Rasulullah dari kalangan kaum Anshar. Beliau bernama lengkap Ka'ab bin Malik bin Amru al-Anshari al-Khazraji. Suatu saat, ketika Rasulullah saw bersama para sahabat dan kaum Muslimin dari Kota Madinah hendak berangkat menuju Perang Tabuk menghadapi pasukan Romawi, Ka'ab bin Malik tidak ikut dalam perang itu. Padahal, Ka'ab bin Malik tidak memiliki uzur saat itu. Ka'ab bin Malik tidak turut serta dalam perang hanya karena faktor kelalaiannya.  Sepulangnya Rasulullah dari Perang, Ka'ab bin Malik menyampaikan apa adanya secara jujur di hadapan Rasulullah, karena ia tahu sesungguhnya Allah Maha Tahu dan ia mengharapkan ampunan-Nya. Kemudian, Rasulullah saw memerintahkan Ka'ab bin Malik untuk menunggu kabar berita yang akan datang berdasarkan wahyu Allah.  setelah menunggu lebih kurang 40 hari pada suatu saat selepas shalat subuh, Rasulullah saw menyampaikan sebuah berita gembira bahwasanya Allah menerima taubat Ka'ab bin Malik dan dua sahabat lainnya yang tidak turut serta dalam Perang Tabuk. Dari kisah tersebut dapat kita ambil hikmahnya.

Pada umumnya manusia enggan mengakui kesalahan dan tidak mau bertaubat atas kesalahannya. Keengganan ini biasanya disebabkan rasa gengsi, atau hatinya buta akan kebenaran. Tindakan berkelit dari kesalahan, merangkai dusta demi dusta dan menyulam kebohongan bisa saja dilakukan Ka'ab untuk menyelamatkan mukanya. Namun, beliau memilih bersikap jujur dan terbuka kepada Rasulullah saw. Berkat kejujurannya itu, Allah pun menerima taubatnya. Semoga kita tergolong orang-orang yang mengamalkan kejujuran. Aamiin! ( Mukhtar-Penyuluh Agama Islam)